Aku tak suka hidup dengan segala bentuk didalamnya.
Aku lebih suka dengan diriku yang apa adanya tanpa sebuah kritik. Tapi tak bisa dipungkiri sifat manusia adalah mengkritik. Bagaimana cara berjalanmu, berpakaianmu, sisiran rambutmu dan lain sebagainya.
Mengapa mereka harus melihat itu semua.
Enggak ada yang sempurna. Bahkan dirimu pun jauh dari kurang. Tapi karena mata telah memandang dan mulut telah berbicara maka hancurlah kepercayadirian.
Aku tidak bisa membayangkan kritikan seperti apa yang tak bisa dimaafkan, atau itu tidak pernah ada.
Kritik mungkin bagus, tapi lebih bagus kalau kritik itu memuji. Aku sebagai manusia biasa pasti lebih senang dipuji daripada dikritik.
Tapi ada yang bilang kenyataan jauh lebih baik.
Bagiku kenyataan itu sifatnya permanen, tapi kritik itu bisa berubah-ubah.
Jadi kritik tidak jauh lebih baik dari kenyataan.
Kenyataannya aku bodoh apanya yang mau dirubah, aneh.
Orang bodoh yah akan tetap bodoh. Kalau aku tiba-tiba jadi pintar berarti kenyataan yang sebenarnya aku juga pintar.
Jadi gak usah pernah kritik otakku. Kalau mau kritik bilang dulu pada diri anda pantas gak aku ngomong gitu.
Kalau anda sudah merasa pantas pikirkan bagaimana cara merubahnya.
Bukan cuma asal kritik. Cuma orang bodoh yang hanya bisa mengkritik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar